Pendidikan Sampah Melalui Lomba: Trash to Treasure resmi diselenggarakan

Pendidikan Sampah Melalui Lomba: Trash to Treasure resmi diselenggarakan

Indonesia menempati peringkat kedua sebagai pencemar terbesar di dunia, menghasilkan 3 juta ton sampah setiap tahun tanpa adanya aksi daur ulang yang berkelanjutan, terutama di daerah Jawa Tengah. Kondisi ini mengakibatkan tercemarnya laut dengan volume sampah sekitar 1,2 juta ton per tahun, yang mengancam habitat biota laut, termasuk penyu—dengan estimasi 1.000 penyu mati setiap tahunnya akibat sampah plastik. Pengelolaan sampah yang buruk di daratan menjadikan laut sebagai tempat pembuangan akhir sampah.

Untuk mengatasi masalah ini, Tim Proyek Hemisphere meluncurkan inisiatif "One Plastic One Plant" dan mengadakan Kompetisi "Trash to Treasure (Treaty)" dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan menggerakkan aksi kolektif di kalangan anak-anak, terutama di Sekolah Dasar Angkasa di seluruh Indonesia. Kegiatan ini berlangsung dari Juli hingga Agustus 2024, diikuti oleh 70 tim yang terdiri dari rata-rata lima anggota yang sangat antusias terhadap aksi iklim.

Kegiatan ini dimulai dengan lokakarya edukasi di SD Angkasa Adi Soemarmo (26/07) bertemakan “One Plastic One Plant.” Tujuan utamanya adalah meningkatkan pengetahuan anak muda tentang penanganan sampah melalui pendekatan kreatif dan menarik. Dalam lokakarya ini, para siswa diperkenalkan dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik serta mendorong penanaman pohon. Para siswa juga aktif belajar memilah sampah dan mengikuti workshop membuat pot bunga dari plastik bekas.

Technical Meeting yang diadakan bersama seluruh SD Angkasa di Indonesia

Puncak kegiatan ini adalah Kompetisi Treaty yang berlangsung dari Juli hingga Agustus, dengan hadiah mencapai 2 juta rupiah untuk kerajinan daur ulang plastik terbaik. Kompetisi ini bertemakan “From Trash to Treasure: Inovasi untuk Kelestarian Laut,” yang diharapkan dapat meningkatkan kreativitas anak-anak serta memupuk semangat mereka dalam menerapkan konsep 3R, baik di kehidupan sehari-hari maupun di sekolah. Tim Hemisphere yakin bahwa generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk menyebarkan energi positif dan semangat peduli lingkungan, yang akan mempercepat pencapaian Sekolah Adiwiyata di Indonesia.

Tim Proyek Hemisphere juga berterima kasih atas dukungan dana dari IBO Fund, yang berperan besar dalam kelancaran dan kesuksesan acara ini. Sebagai siswa yang mengikuti kurikulum International Baccalaureate, kami telah merencanakan untuk mencari sponsor sejak lama, termasuk dari IB Fund, Zayed Sustainability Fund, dan lain-lain. Komitmen seperti ini diperlukan untuk menyebarluaskan kesadaran tentang perubahan iklim dan menjaga masa depan generasi bangsa. Proses mendapatkan dana melibatkan pitching ideas, perencanaan, presentasi, dan pembuatan video. Setelah dana diperoleh, kami mengalokasikannya untuk berbagai kegiatan seperti penelitian, kampanye, kompetisi, dan pembersihan daerah di Jawa Tengah.

Pernyataan pendanaan resmi dari IBO!